Hampir seluruh hidup kita dan keputusan yang kita ambil selalu diikuti oleh NAFSU. Kita berprasangka bahwa yang kita lakukan adalah benar, tapi kita tidak sadar bahwa HAWA NAFSU kita lah yang melakukan PEMBENARAN. dan kita baru sadar sesudah ujungnnya kita terbelit MASALAH.
Menarik nya .., kita mencoba menyelasikan masalah dengan kembali di tuntun oleh HAWA NAFSU yang membuat kita semakin terbelit pada MASALAH. Ibarat benang, pada titik akhirnya MASALAH kita menjadi sedemikian kusutnya.
Bagaimana menyelesaikan MASALAH ? pada posisi ini kita seperti terjerat jaring laba-laba, SEMAKIN KITA BERONTAK, SEMAKIN KITA TERJERAT, pikiran menjadi tidak jernih, beban semakin berat dan pastinya KEBAHAGIAN SEMAKIN MENJAUH.
Ada satu makna yang tiba-tiba melekat begitu dalam, Jika kebahagiaan sulit di gapai karena begitu jaunya,kenapa tidak membangun MAGNET didalam jiwa supaya KEBAHAGIAAN itu datang dengan sendiri mendekat?
Kita menafsirkan KEBAHAGIAAN berdasarkan NAFSU kita, sehingga kita tertutup dari apa yang dibutuhkan oleh JIWA kita. Kita begitu sombing nya merasa bahwa rencana kita sempurna. Tapi Tuhan karena sayang-NYA menggagalkan semua apa yang kita rencanakan.
Sebenarnya sederhana solusinya, hanya berat sekali mengerjakannya, Memang benar bahwa " SHALAT MALAM ADALAH HAL TERBERAT YANG BISA KITA LAKUKAN, TETAPI EFEKTIF DALAM MEMBANGUN MAGNET UNTUK MENGUNDANG ELEMEN-ELEMEN KEBAHAGIAN MENDATANGI JIWA KITA "
Oleh : Narasumber
Sumber : Link Sumber
Posting Komentar